Patemon Lanang Istri atau Laki Perempuan disebut juga dengan
Perjodohan. Menurut Pal Sri Sedana, perhitungannya adalah menjumlahkan
Saptawara, Pancawara dan Sadwaranya kemudian dibagi 5 atau 16.
Saptawara adalah pekan yang
terdiri dari 7 hari yaitu :
Redite adalah hari minggu memiliki urip 5
Soma adalah hari minggu memiliki urip 4
Anggara adalah hari
minggu memiliki urip 3
Budha adalah
hari minggu memiliki urip 7
Wraspati adalah hari
minggu memiliki urip 8
Sukra adalah
hari minggu memiliki urip 6
Saniscara adalah hari
minggu memiliki urip 9
Pancawara adalah pekan yang
terdiri dari 5 hari yaitu :
Umanis adalah hari minggu memiliki urip 5
Paing adalah hari minggu memiliki urip 9
Pon adalah hari minggu memiliki urip
7
Wage adalah
hari minggu memiliki urip 4
Kliwon adalah hari minggu memiliki urip 8
Sadwara adalah pekan yang
terdiri dari 6 hari yaitu :
Tungleh adalah hari minggu memiliki urip
7
Aryang adalah hari minggu memiliki urip 6
Urukung adalah hari
minggu memiliki urip 5
Paniron adalah
hari minggu memiliki urip 8
Was adalah hari minggu memiliki urip
9
Mahulu adalah hari minggu memiliki urip
3
Ada dua macam ramalan perjodohan yang bisa dipergunakan yaitu :
a.
Patemon dengan pembaginya 5 (lima)
Kelahiran (Saptawara, Pancawara,
Sadwara) wanita dijumlah dengan kelahiran (Saptawara, Pancawara, Sadwara)
laki-laki, kemudian dibagi 5, sisanya kemudian dilihat sbb :
1.
Disebut Sri (makmur) artinya baik
2.
Disebut Gedong (terlindung dlm gedung) artinya
baik
3.
Disebut Peta (gaduh atau bertengkar) artinya buruk
4.
Disebut Lara (menderita, sakit2an) artinya buruk
5.
Disebut Pati (patal, mendapat bahaya) artinya buruk
Contoh :
Wanita jumlahnya 13, laki2
jumlahnya 16, dijumlahkan (13+16) menjadi 29, kemudian dibagi 5, adalah 5
(5x5=25), sisanya 4 (29-25), artinya lara.
b.
Patemon dengan pembaginya 16 (enam belas)
Kelahiran (Saptawara, Pancawara,
Sadwara) wanita dijumlah dengan kelahiran (Saptawara, Pancawara, Sadwara)
laki-laki, kemudian dibagi 5, sisanya kemudian dilihat sbb :
1. Disebut Ala ayu, Panes Tis (sedang) artinya suka
duka, baik buruk, sedang mengalami perubahan, harus tahan uji.
2. Disebut Durbala, Sai-sai kewuh mengangkuhang
awak (buruk) artinya selalu menghadapi kesulitan dalam mengatur rumah tangga.
3. Disebut Wirang (buruk) artinya selalu dalam
keadaan kecewa.
4. Disebut Pianake mati (buruk) artinya sulit
mendapatkan keturunan (anak-anak meninggal).
5. Disebut Doyan seger lanus-lanus dadi matinggenan
masakaya, mandrisdis (baik sekali) artinya kesehatannya baik, selalu penghasilannya
meningkat, hidup rukun dan bahagia.
6. Disebut Kamranan (buruk) artinya penderitaan,
sakit-sakitan.
7. Disebut Suka duka mekelo kelo ya numadi (sedang)
artinya suka duka lama kelamaan bisa meningkat penghasilannya.
8.
Disebut Doyan terak (buruk) artinya selalu
kekurangan.
9. Disebut Sekita tong ada tuna sai-sai, sahidupe
tuah sangsara (buruk sekali) artinya hampir setiap hari kesakitan, selamanya
menderita.
10. Disebut Bikas ratune pinanggih (baik) artinya
dapat mengayomi atau melindungi keluarga dan berwibawa, hidup berkecukupan.
11.
Disebut Sebita (baik) artinya selalu ada,
keadaan puas.
12.
Disebut Sedana tulus (baik) artinya murah
rejeki, hidup rukun.
13. Disebut Agung lama (baik) artinya selamanya
tidak kurang harta (kaya) dan panjang umur.
14.
Disebut Dahating bagia (sangat baik) artinya
hidup tenang dan bahagia.
15.
Disebut Dahating ala (sangat buruk) artinya
sangat buruk hidupnya dan mandul.
16.
Disebut Bagia kapanggih (baik) artinya hidup
rukun dan memperoleh kebahagiaan.
Contoh :
Wanita jumlahnya 13, laki2
jumlahnya 16, dijumlahkan (13+16) menjadi 29, kemudian dibagi 16, adalah 1 (16x1=16),
sisanya 13 (29-16), artinya selamanya tidak kurang harta (kaya) dan panjang
umur.